Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Tuesday, 16 July 2013

SATUAN KONSENTRASI & SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SATUAN KONSENTRASI

Konsetrasi Larutan

Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
  • Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)
  • Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
  • Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak
  • Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll

  • Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantatif antara zat terlarut dan pelarut. 

    Konsentrasi larutan ada beberapa macam, diantaranya :
    1. Fraksi Mol
        Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah total
        seluruh komponen dalam satu larutan. Fraksi mol total selalu satu. Konsentrasi dalam           
        bentuk ini tidak mempunyai satuan karena merupakan perbandingan.

        Fraksi mol dilambangkan dengan X.
        
       Contoh : 
       Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A dan 5 mol zat terlarut B, maka :
       XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3+5) = 3 / 8 = 0,375
       XB = nB / (nA + nB) = 5 / (3+5) = 5 / 8 = 0,625
       * XA + XB = 0,375 + 0,625 = 1

    2. Molaritas (M)
        Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan.
        RUMUS : M = Mol zat terlarut : liter larutan

        Contoh :
       Berapakah molaritas 100 gram NaOH (Mr = 40) dalam 250 ml larutan ?
       JAWAB :
       M = (100/40) mol : 0,25 L = 2,5 : 0,25 = 10 M

    3. Molalitas (m)
        Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
        RUMUS :  m = mol terlarut x 1000 : Gram Pelarut

         Contoh : 
        Berapa molalitas 4 gram NaOH (Mr=40) dalam 500 gram air?
        JAWAB :
        Molalitas NaOH
        =  (4/40)/500 gr air
        = (0,1 x 2 mol)/1000 gr air
        = 0,2 m

    4. Normalitas (N)
        Normalitas adalah jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
        Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+ .
        Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H- .

        Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :
        RUMUS : N = M x valensi

    5. Persen Berat 
        Persen berat adalah gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.

        Contoh :
        Larutan gula 7% dalam air, artinya : dalam 100 gram larutan terdapat :
          - Gula = 7/100 x 100 = 7 gram
          - Air = 100 - 7 = 93 gram

    -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

    Sifat koligatif larutan yakni sifat larutan berdasarkan jumlah pertikel. Sifat koligatif ini meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.

    A.    Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

    1.      Penurunan Tekanan Uap
    a.     Tekanan Uap Jenuh
    Tekanan uap jenuh yaitu kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan uap jenuhnya (dipengaruhi jenis zat dan suhu).
    Gaya tarik menarik antarpartikel relatif kuat = sukar menguap = tekanan uap jenuh relatif kecil. Contoh: garam, gula, dan gliserol.
    Gaya tarik menarik antar partikel relatif lemah = mudah menguap = tekanan uap jenuh relatif besar. Contoh: atsiri, etanol, eter. Bila suhu dinaikkan, maka tekanan uap jenuh zat itu bertambah.
    b.    Penurunan Tekanan Uap Jenuh
        Penurunan tekanan uap jenuh yaitu tekanan uap jenuh pelarut murni dikurangi tekanan uap jenuh larutan. Jika zat sukar menguap, maka tekanan uap jenuh larutan > tekanan uap jenuh pelarut murni (air).
    Dirumuskan sebagai berikut:
    ∆P = P° - P
    Keterangan:
    ∆P = penurunan tekanan uap jenuh
    Po  = tekanan uap jenuh pelarut murni
    P   = tekanan uap jenuh larutan
    Fraksi mol dirumuskan sebagai berikut:
    Fraksi mol zat pelarut:
    Fraksi mol zat terlarut:
     
    Keterangan:
    n= mol zat pelarut
    nB = mol zat terlarut
    X+ XB = 1
    Zat terlarut semakin banyak = penurunan uap makin besar. Francois M. Raoult merumuskan besarnya penurunan tekanan uap (∆P) sebagai berikut:
    Keterangan:
    ∆P = penurunan tekanan uap jenuh
    P0  = tekanan uap jenuh pelarut murni
    P   = tekanan uap jenuh larutan
    XA = fraksi mol zat pelarut
    XB = fraksi mol zat terlarut

    2.      Penurunan Titik Beku
    Penurunan titik beku (∆Tf) yaitu titik beku pelarut murni (00C) dikurangi titik beku larutan. Rumusnya:
    Keterangan:
    m  = molalitas
    Kf = ketetapan titik beku molal
    g   = massa zat larutan
    p   = massa zat pelarut murni
    Mr = massa molekul relatif zat larutan

    3.      Kenaikan Titik Didih
    Kenaikan titik didih (∆Tb) adalah titik didih larutan dikurangi titik didih pelarut murni. Rumusnya:

    4.      Tekanan Osmotik
    Yaitu tekanan tambahan pada permukaan larutan agar tidak terjadi perembesan dari pelarut murni. Untuk larutan encer dihitung dengan rumus:
    Keterangan:
    π = tekanan osmotik
    n = mol zat terlarut (mol)
    R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/ mol K)
    M = molaritas larutan (mol/L)
    T = suhu larutan (K)

    B.     Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
    Perlu teman ketahui bahwa sifat koligatif larutan elektrolit > larutan nonelektrolit. Rumus hukum Raoult berlaku pada larutan elektrolit harus dengan dikalikan faktor ionisasi. Jadi jumlah ion larutan akan mempengaruhi besar kecil sifat koligatif larutan elektrolit tersebut. Faktor ionisasi (i) dirumuskan:
    Keterangan:
    n = jumlah seluruh ion zat elektrolit (baik yang + maupun -)
    α = derajat ionisasi larutan elektrolit (untuk elektrolit kuat α = 1)
    Rumus sifat koligatifnya:

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates