Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Tuesday, 21 October 2014

Tugas 3: Alinea (Bahasa Indonesia) [ Rio Sandjaya / 1DC01 ]

Alenia atau Paragraf


1. Paragraph atau alenia

       Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

         Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

2. Unsur – Unsur Alinea

A.  Topik/ tema/ gagasan utama/ gagasan inti/ pokok pikiran
B. Kalimat utama

Ciri-ciri kalimat utama:

1. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk tanpa kata sambung

C. Ciri-ciri kalimat penjelas:
1. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam suatu alinea.
3. Pembentukannya menggunakan kata penghubung.
4. Isi dari kalimat penjelas ini mendukung kalimat utama

D. Judul (kepala karangan)
Syarat suatu judul:
1. Provokatif (menarik)
2. Berbentuk frase
3. Relevan (sesuai dengan isi)
4. Logis
5. Spesifik

3. Syarat Paragraf

     Paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat ,yaitu adanya kesatuan dan kepaduan.
A . Kesatuan paragraf

Contoh yang jelas kesatuannya.
Setiap orang dilahirkan dan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga. Tidak seorang pun yang tidak mengalami kehidupan seperti itu dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seorang anak adalah perwujudan cinta kasih orang tua. Secara alamiah, orang tua mempunyai rasa cinta terhadap anak. Bagaimanapun keadaannya, orang tua tetap akan memelihara anaknya dengan penuh kasih sayang.

Yang tidak jelas kesatuannya:
 Seminggu yang lalu dipenuhi hari-hari pertarungan tidak hanya di medan pertempuran Iran-Irak tetapi juga di meja perundingan ekonomi internasional. Dollar AS terus menyerang menyudut Yen Jepang dan Mark Jerman Barat.  AS sudah lama bekerjasama dengan Jerman Barat mengenai penempatan rudal-rudal berjarak sedang itu di beberapa kota di Jerman Barat. Tetapi AS belum tentu akan menang, sementara korban yang menderita diperkirakan tidak hanya ekonomi Jepang dan Jerman Barat.

B. Koherensi

Maksudnya : keserasian hubungan timbal-balik antar kalimat dalam sebuah paragraf. Paragraf di bawah ini paragraf tanpa koherensi.
Besarnya dana untuk membangun AL yang dikeluarkan pemerintah Federal dalam periode tersebut dimaksudkan untuk mendukung politik luar negeri AS dalam periode yang sama, yaitu:
1. untuk menjamin dana memperluas ruang lingkup Doktrin Monroe terutama untuk wilayah Karibia,
2. untuk memperoleh wilayah Terusan Panama,
3. untuk menjamin “Politik Pintu Terbuka” terhadap Cina dan meningkatkan kepentingan AS di Timur Jauh, dan
4. untuk membantu memelihara keseimbangan kekuatan Eropa.

Kesatuan dalam paragraf itu, dibentuk tanpa koherensi tetapi melalui rincian gagasan utama,“dana dimaksudkan sebagai pendukung politik luar negeri AS”.

Kesatuan paragraf yang memerlukan koherensi itu dapat diperhatikan melalui hal-hal berikut:

a. Pengulangan (Repetisi)

Contoh :
Secara kultural kita terlihat dalam suatu situasi transformasi yang besar, pesat, dan menyeluruh. Besar karena ia terjadi secara serentak di hampir segala penjuru dunia, pesat karena ia terjadi dalam tempo yang kadang-kadang tak terkendali, menyeluruh karena ia menyangkut segala bidang kehidupan, pengetahuan, ekonomi, teknologi, politik, bahasa, kesenian, dan religi. Transformasi itu adalah transformasi kultural karena manusia adalah awal dan tujuan serta sebab dan penderita dari situasi itu. Kata- kata transformasi, besar, pesat, dan menyeluruh disengaja pengulangannya guna penekanan gagasan pada kata-kata yang diulang tersebut.

b. Penggunaan kata ganti

Contoh :
Dengan penuh kepuasan Pak Marto mendatangi hamparan padi yang tumbuh dengan subur. Jerih payahnya tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi ia akan memetik hasilnya. Sudah terbayang di matanya orang sibuk memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di dalam rumah. Tentu anaknya, Suni dan calon menantunya, Acep , akan ikut bergembira. Hasil panen yang berlimpah ittentu dapat menghantarkan mereka ke mahligai perkawinan.

c. Penggunaan Kata Penghubung

Penggunaan kata penghubung koherensi paragraf dilakukan penulis apabila :

1. kesulitan dalam menggunakan repetisi dan kata ganti,
2. paragraf itu tidak menekankan gagasan tetapi lebih bersifat memperjelas,
3. menjaga kesatuan paragraf dan juga memperhatikan kesinambungan dengan paragraf selanjutnya, dan
4. upaya penulis mengarahkan gagasan pada keterangan yang menyatakan hubungan tambahan, hubungan pertentangan, hubungan perbandingan, hubungan sebab, hubungan singkatan, hubungan tujuan, hubungan waktu, dan hubungan tempat.

Contoh :
Praktek menyampaikan gugatan jarang terjadi karena akan banyak memerlukan tenaga hakim. Oleh karena itu, rencana pemerintah melipatgandakan hakim baru akan banyak membantu mereka yang tidak mampu secara ekonomis di dalam pengadilan. Dengan demikian, kecenderungan masyarakat untuk berpendapat bahwa hukum hanya untuk orang kaya saja akan berkurang.

Pada contoh paragraf di atas kata penghubung yang digunakan adalah frase penghubung oleh karena itu, dan dengan demikian, sehingga cenderung menunjukkan hubungan sebab ( kausal ).





Nama: Rio Sandjaya
Kelas: 1DC01
Tgl pengerjaan: 21-10-2014


Sumber:http://handikaabdillah20021992.blogspot.com/2012/10/kalimat-efktif.html

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates